Fenomena sepi penonton yang terjadi pada film A Business Proposal versi Indonesia memang cukup menggemparkan. Alih-alih terlalu larut menyalahkan beberapa pihak, akan lebih baik jika para penggiat film mengambil pelajaran berharga. Sebelum itu, Anda bisa mengunjungi layarlebar.idĀ untuk mendapatkan informasi film terkini lainnya.

Pelajaran Penting dari Fenomena Film a Business Proposal Versi Indonesia

Film a business proposal

Ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil oleh siapa saja yang bekerja di industri film, baik itu aktor, produser, dan lain-lain. Lantas, apa saja pelajaran tersebut?

1. Profesionalisme dalam menjadi aktor

Aktor mempunyai peran sangat besar dalam sebuah film. Selain harus bisa menjalankan peran tokoh sebaik mungkin, profesionalisme juga harus ditunjukkan lewat perilaku di luar film. Seorang aktor harus bisa mempersuasi dengan baik terutama saat masa promosi dalam berbagai interview.

Fenomena yang terjadi pada film a Business Proposal versi Indonesia beberapa waktu lalu bisa dibilang melakukan blunder cukup fatal di fase ini. Aktor yang seharusnya ikut mempromosikan film justru seperti melempar boomerang yang harus ditanggung oleh seluruh tim produksi.

Saat menjalani wawancara publik, aktor harus mampu memberikan jawaban sebaik mungkin sehingga rasa penasaran penonton bisa muncul. Tentu saja hal tersebut sangat penting pada momen penayangan perdana di berbagai platform baik itu offline maupun online.

2. Merangkul penonton

Penonton adalah aset berharga dari sebuah film. Sebagus apapun konsep film yang diangkat, tanpa kehadiran penonton semua akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan calon penonton sangat penting.

Meskipun terkadang ada kritikan tajam, seorang aktor maupun seluruh tim produksi film harus bisa merespons dengan bijak. Jangan sampai muncul pernyataan yang memancing persepsi negatif terhadap film tersebut.

3. Pendalaman karakter dan adaptasi cerita

Film a Business Proposal diangkat dari sebuah kisah di Webtoon. Di Korea Selatan, kisah tersebut pun sudah diadaptasi dengan baik menjadi film dan mendapatkan respons positif dari penonton. Hanya saja, adaptasi versi Indonesia justru menuai beberapa kritik, terutama pemeran tokoh utama pria yang dianggap kurang mendalami karakter layaknya di platform Webtoon.

Para penggemar series tersebut tentu akan membandingkannya dengan versi asli maupun adaptasi dari Korea sehingga di sini peran aktor sangat besar. Apabila tidak sesuai ekspektasi, maka ada kemungkinan film tersebut mendapatkan rating kurang baik.

4. Peran penting Public Relation

Terakhir adalah terkait dengan peran Public Relation. Divisi ini bertanggung jawab atas bagaimana film tersebut dipromosikan ke masyarakat. Mereka harus menjaga citra positif dan meminimalkan terjadinya pernyataan kontroversial atau hal-hal negatif lainnya yang mampu mempengaruhi penjualan tiket film.

Dengan memperhatikan betul keempat hal di atas, maka proses pemasaran film akan menjadi jauh lebih baik. Pasalnya, kesuksesan sebuah film memang dipengaruhi oleh banyak elemen, baik dari sisi tim produksi maupun masyarakat.